Langsung ke konten utama

The Melian Dialogue

The Melian Dialogue adalah sebuah percakapan yang dibuat oleh Thucydides. Percakapan ini berisi perihal mengenai negosiasi yang dilakukan oleh perwakilan orang-orang Athena dan penduduk Melian. Dialog Melian mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan Hubungan Internasional. Karena isi dari dialog ini mengandung hal yang berkaitan dengan negosiasi, politik, kekuatan, dan konsep-konsep yang tercakup dalam Teori Hubungan Internasional.
Thucydides mengisahkan bahwa dialog ini berawal dari keinginan Athena untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Setelah melakukan beberapa penaklukan, sampailah mereka di pulau Melos. Dalam ekspedisinya, orang-orang Athena membawa 38 kapal dimana dari 38 kapal tersebut 6 diantaranya berasal dari Chios, dan 2 diantaranya berasal dari Lesbos. Mereka juga membawa 1200 hoplites, 300 pemanah, dan 20 pemanah berkuda, semua pasukan ini dibawa dari Athena. 1500 hoplites juga didatangkan dari para sekutunya untuk membantu dalam ekspedisi penaklukan yang dilakukannya.
Kedatangan mereka ke pulau Melos dengan bala tentara yang sangat besar digunakan untuk menunjukkan bahwa orang-orang Athena benar-benar serius untuk menaklukan wilayah tersebut. Akan tetapi, walaupun mereka datang dengan bala tentara yang sangat besar, mereka tidak serta-merta langsung menyerang pulau tersebut. Sebelum penaklukan, mereka melakukan perundingan dengan penduduknya terlebih dahulu. Perundingan ini dilakukan untuk memberikan kesempatan bagi penduduk Melos untuk memilih, apakah menyerah serta menjadi daerah taklukan dan membayar upeti kepada Athena tanpa peperangan atau memilih jalan kekerasan, yaitu peperangan.
Apabila kita telaah lebih lanjut perundingan ini lebih didominasi oleh Athena daripada Melos. Mengapa demikian? Karena Athena mempunyai kekuatan/power yang lebih besar daripada Melos. Dalam perundingan ini Melos yang merupakan sekutu dari Sparta lebih memilih untuk netral, tidak memihak Athena ataupun Sparta. Kenetralan mereka bagi Athena hanyalah isapan jempol belaka. Tidak ada bukti yang konkrit untuk meyakinkan Athena bahwa mereka benar-benar netral. Ketidak percayaan Athena didasarkan pada bukti bahwa Melos adalah sekutu dari Sparta.
Negosiasi berjalan alot, dua kubu tetap dalam pendirian masing-masing, tidak ada yang mau mengalah, kedua-duanya benar-benar keras kepala. Setelah melalui negosiasi yang sangat panjang, Athena memutuskan untuk menyerang Melos. Keteguhan Melos untuk tidak menjadi taklukan Athena adalah karena mereka tidak ingin menyerahkan kemerdekaan mereka begitu saja. Kepercayaan mereka terhadap bantuan Sparta dan dewa bagi Athena tidak ada gunanya. Karena bala tentara Athena sudah siap menunggu perintah untuk membumi hanguskan pulau Melos dalam sekejap.

Relevansi antara dialog ini dengan praktik HI pada masa kini mencakup beberapa aspek fundamental dalam strategi negosiasi yang dilakukan oleh berbagai negara pada masa kini. Contohnya pada kasus yang terjadi pada Suriah, dimana Amerika Serikat berencana melakukan aksi militer atas Suriah yang telah melakukan kejahatan perang. Amerika Serikat meminta pendapat mengenai rencananya ini kepada Rusia. Dalam negosiasi ini kemungkinan besar dua negara super power ini akan melakukan tawar-menawar agar pendapatnya dapat diterima masing-masing pihak. Dan tidak luput juga kemungkinan bahwa dalam tawar-menawar itu masing-masing pihak akan berpegang teguh pada prinsipnya.

Komentar

  1. Wynn Las Vegas - Mapyro
    Find หารายได้เสริม Wynn Las Vegas, Las Vegas, Nevada, United States, ratings, 오산 출장안마 photos, Address: 3131 South Las Vegas Blvd, 부산광역 출장안마 Las Vegas, NV 하남 출장샵 89109. Phone Number: 제주도 출장샵 1-800-GAMBLER.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Budaya dan Pendidikan Yunani Kuno

Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal kelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu) pengetahuan yang munculnya pada masa peradaban kuno (masa yunani). Dalam sejarah filsafat biasanya filsafat yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Eropa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani. Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Para ahli pikir tidak puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya. A.     Pemikiran Pada Masa Yunani Kuno Pada masa Yunani kuno, filsafat secara umum sangat dominan, meski harus diakui bahwa agama masih kelihatan memainkan peran. Hal ini terjadi pada tahap permulaan, yaitu pada masa Thales (640-545 SM), yang menyatakan bahwa esensi segala sesuatu adalah air, belum murni bersifat rasional. Argumen Thales masih dipengaruhi kepe

Diplomasi Yunani Kuno

Pada era Yunani ini kegiatan-kegiatan diplomatik melibatkan para dewa dari bangsa di Yunani yaitu, dewa dari bangsa Olympia, Hermes, serta juga melibatkan dewa Zeus yang bertindak sebagai raja para dewa Yunani. Dalam mitologi Yunani, terdapat orang yang bertugas sebagai utusan atau pembawa berita, pembawa berita ini biasa disebut dengan heralds . Heralds dalam sejarah diplomasi era Yunani dianggap sebagai orang kepercayaan yang berasal dari ras suci yaitu ras Hermes. Hermes dalam era Yunani kuno ini melambangkan sifat-sifat yang memesona, penuh dengan tipu-daya, serta melambangkan sifat cerdik. Heralds atau para pembawa pesan akan menjadi juru bicara yang sekaligus akan melakukan negosiasi di antara suku-suku bangsa yang berbeda. Walaupun heralds merupakan orang kepercayaan Hermes, namun setiap kegiatan diplomatik yang dilakukan oleh pembawa pesan akan tetap mendapat pengawasan dari Hermes. Jika pada era sebelumnya para pembawa pesan atau pembawa berita tidak mendapat hak kekebala